Seperti biasa otak gue mulai random kalo sudah berhadapan dengan notes gue ini, apa yang semula gue mau tuangkan (caelah air kali dituang) malah berubah konsep, tapi ini bukan karena gue gak konsisten cuma ya terlalu banyak apa yang mau gue curahkan maklum gue bawel ya makanya gini deh sering random.
Pernah gak sih kalian berpikir akan jadi apa nanti gue? yak itu pulang yang sedang gue pikirkan sekarang. Mungkin mimpi atau angan gue terlalu tinggi tetapi why not? semua orang boleh kok punya angan atau cita-cita atau harapan yang tinggi namun bukan hanya berangan atau bermimpi saja tetapi bangunlah dari mimpi kemudian raihlah mimpi itu dengan berikhtiar. Banyak orang yang mencemooh mimpi gue, gue juga tahu ada beberapa dari kalian juga yang merasakan hal yang sama dengan gue, tenang cemans kita senasib. Tapi tenang orang yang punya mimpi tinggi gak akan jadi cemoohan orang kok selama kita berusaha keras untuk mewujudkannya. Seperti motto gue yang pasaran tapi tetep jadi panutan gue yaitu "Everything is possible, I can do it and believe it", itu mantra sakti gue saat gue down lalu apa mantra kalian? jangan bimsalabim jadi apa prook prook prook dibantu ya dibantu *ala pak tarno*.
O ya gue sekarang sudah beranjak ke tingkat yang lebih tinggi mendekati gerbang akhir S1, tapi gue bukan mahasiswa semester akhir loh cuma mendekati inget mendekati. Mohon doa ya dari kalian semoga gue bisa lulus dengan baik nantinya dan cepat sehingga gue gak nambahin beban orangtua gue. Maunya gue sih gue sebelum lulus juga udah kerja tapi entah kita lihat saja nanti. Keinginan gue sih mungkin freak atau bahkan wajar tapi entahlah emang gue gak pengen jadi orang yang nasibnya standar dan biasa aja. Gue mau seperti Einsten yang diawal selalu identik dengan autis namun diakhir dialah orang yang fantastis. Kalo nanti gue seperti Einsten apa gue juga harus foto lidah melet menjulur keluar sambil nunjuk dahi ya? ahh tapi gaya seperti itu di zaman ini di anggap alay. Mungkin gue akan bergaya dengan menutup hidung gue etapi gaya itu juga alay atau seolah gue menutupi hidung gue yang eksotis (baca: pesek sekali). Udah ahh makin randomkan coletehah gue, gue mau menunaikan ibadah sarapan pagi dulu ahh biar otaknya dan perutnya sinkron dan kembali ke jalan yang benar * loh.
Apakah Einsten Alay? |
Einsten aja berfoto dengan gaya alay, semoga para alay di Indonesia khususnya bisa sehebat Einsten dan bukannya jadi sampah masyarakat aja. Einsten aja alay karena dia berlebihan dan amazing dalam semua teorinya, so menjadi alay itu gak apa asal seperti Einsten setujukan? harus setuju *ancem pake gada*
0 kripik dong:
Posting Komentar